Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan awal tentang gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada tanggal 28-29 Desember 2022.
BMKG menyatakan bahwa potensi gelombang tinggi bisa mencapai 6 meter.
BMKG juga menjelaskan bahwa pola angin di wilayah Indonesia utara umumnya bergerak dari barat-utara dengan kecepatan angin berkisar 8-20 knot,
sedangkan di wilayah Indonesia selatan umumnya bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar.
Kecepatan angin tertinggi tercatat di Laut Natuna Utara, Laut Jawa, perairan Selatan Jawa, Laut Flores, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru," demikian yang ditulis oleh Bidang Hubungan Masyarakat Biro Hukum dan Organisasi BMKG dalam pernyataannya pada Selasa (27/12/2022).
Kondisi ini menyebabkan peluang terjadinya kenaikan gelombang sepanjang 1,25-2,5 meter di perairan Barat Aceh-Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia Barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, perairan Kepulauan Bintan-Kepulauan Lingga, Selat Karimata, perairan Bangka Belitung, Selat Gelasa, Teluk Lampung, dan Selat Sunda bagian utara.
Kemudian di Laut Jawa bagian barat, perairan utara Jawa Barat, perairan selatan Kalimantan, perairan barat Sulawesi Selatan, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar, Laut Bali-Laut Sumbawa, Selat Lombok bagian utara, perairan utara Sumbawa-Flores, Teluk Bone bagian selatan, perairan Baubau-Kepulauan Wakatobi, perairan Selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, Selat Sumba bagian Barat, Selat Sape bagian selatan, dan perairan Kupang-Pulau Rotte.
BMKG Memprediksi:Potensi Bencana Hidrometeorologi: Waspadai Risiko Cuaca Ekstrem!
Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, perairan Kepulauan Sangihe dan selatan Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung, Laut Maluku, perairan Halmahera dan Laut Halmahera, perairan Pulau Buru-Pulau Ambon-Pulau Seram, perairan utara Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan Fakfak-Kaimana-Agats-Yos Sudarso, perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik utara Papua Barat-Papua.
Gelombang dengan tinggi 2,5-4,0 meter berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara, perairan Bengkulu-Barat Lampung, Samudra Hindia Barat Bengkulu-Lampung, Selat Sunda bagian Barat dan Selatan, perairan Selatan Banten-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian Selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur-NTT, Laut Jawa bagian Tengah dan Timur, perairan Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur, Selat Makassar bagian Selatan, Laut Flores dan Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, perairan Selatan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, Laut Arafuru bagian Barat, perairan Utara Kepulauan Talaud, Samudra Pasifik Utara Halmahera.
Gelombang yang sangat tinggi, dengan tinggi 4-6 meter, berpotensi terjadi di Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Tengah dan Laut Arafuru bagian tengah dan timur.
Oleh sebab itu, risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran harus diperhatikan, terutama bagi perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter).
BMKG meminta agar masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas di pesisir di sekitar daerah yang memiliki peluang terjadinya gelombang tinggi tetap waspada," tambah BMKG.
Sumber : detik
Post a Comment