Jerawat di vagina dapat terjadi pada wanita di semua usia, namun lebih umum terjadi pada remaja dan dewasa muda.
![]() |
Mengenal Penyebab Jerawat di Vagina dan Cara Menangani Masalahnya" |
Jerawat di vagina biasanya tidak terlalu nyeri atau gatal, namun bisa menjadi sumber kekhawatiran dan ketidaknyamanan.
Penyebab jerawat di vagina dapat bervariasi, dan beberapa faktor yang dapat menyebabkannya meliputi:
- Infeksi bakteri atau jamur: Infeksi bakteri atau jamur seperti kandidiasis (thrush) dapat menyebabkan jerawat di vagina. Ini terjadi ketika ada perubahan dalam keseimbangan bakteri di vagina, yang dapat terjadi akibat keputihan, menggunakan pembalut yang tidak dicuci bersih, atau menggunakan produk kebersihan yang mengandung bahan kimia yang agresif.
- Peradangan: Peradangan pada vagina dapat menyebabkan jerawat. Ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur, atau oleh reaksi alergi terhadap produk kebersihan atau kontrasepsi.
- Hormon: Fluktuasi hormon selama menstruasi, kehamilan, atau menopause dapat menyebabkan jerawat di vagina.
- Penyakit menular seksual (PMS): Beberapa jenis PMS, seperti herpes dan sifilis, dapat menyebabkan jerawat di vagina.
- Kondisi kulit lainnya: Beberapa kondisi kulit seperti eksim atau dermatitis seboroik dapat menyebabkan jerawat di vagina.
Untuk mengatasi jerawat di vagina,
pertama-tama penting untuk menentukan penyebabnya. Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin juga mengambil sampel dari jerawat untuk dianalisis di laboratorium.
Setelah mengetahui penyebabnya, dokter akan memberikan rekomendasi perawatan yang sesuai, seperti obat-obatan atau perubahan dalam kebiasaan kebersihan.
Sebagai tambahan, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah jerawat di vagina, di antaranya:
- Gunakan pembalut atau pantyliner yang dicuci bersih setiap hari.
- Gunakan sabun yang lembut dan tidak mengandung bahan kimia yang agresif untuk membersihkan area vagina.
- Jangan memakai pakaian dalam yang terterlalu ketat atau terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat.
- Pakaian dalam yang ketat dapat menyebabkan iritasi dan infeksi, sementara bahan yang tidak menyerap keringat dapat menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
- Bersihkan area vagina setelah berhubungan seks.
- Jangan gunakan produk kebersihan yang mengandung bahan kimia yang agresif, seperti pemutih atau pewangi, pada area vagina.
- Hindari menggunakan produk yang tidak cocok dengan kulit Anda, seperti sabun atau kondisioner, di area vagina.
- Gunakan kondom selama berhubungan seks untuk mengurangi risiko infeksi PMS.
Jika Anda memiliki jerawat di vagina yang terus-menerus atau yang disertai dengan gejala lain seperti nyeri saat berhubungan seks atau keputihan yang tidak normal, segera konsultasikan kepada dokter.
Dokter akan dapat memberikan diagnosa yang tepat dan menyarankan perawatan yang sesuai untuk membantu mengatasi masalah ini.
Jika Anda memiliki jerawat di vagina yang terus-menerus atau yang disertai dengan gejala lain seperti nyeri saat berhubungan seks atau keputihan yang tidak normal, segera konsultasikan kepada dokter.
Dokter akan dapat memberikan diagnosa yang tepat dan menyarankan perawatan yang sesuai untuk membantu mengatasi masalah ini.
Jerawat vagina biasanya hilang dengan sendirinya. Namun, jika jumlahnya banyak atau muncul kembali cukup sering hingga menimbulkan rasa tidak nyaman, sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter. Biasanya dokter meresepkan obat anti jerawat yang disuntikkan ke dalam vagina.
Sumber : aladokter
Post a Comment