Dishub DKI Jakarta telah memulai penerapan teknologi artificial intelligence (AI) untuk membantu mengatasi kemacetan di Jakarta. Namun, menurut pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, penggunaan AI bukanlah cara untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta.
Nirwono menjelaskan bahwa penggunaan teknologi AI hanya bertujuan untuk menganalisa dan memberikan rekomendasi solusi pengaturan lalu lintas di sekitar jalan yang dipantau oleh sistem AI tersebut. Dengan begitu, teknologi AI dapat membantu petugas di lapangan dalam membuat keputusan yang lebih baik dalam mengatur lalu lintas.
Meskipun demikian, Nirwono juga menyatakan bahwa penggunaan teknologi AI ini masih merupakan langkah awal dalam mengatasi kemacetan di Jakarta. Masih banyak faktor lain yang perlu diperhatikan dalam mengatasi masalah kemacetan di ibu kota, seperti perluasan transportasi massal, peningkatan jalan tol, dan pengaturan parkir yang lebih baik.
Dalam hal ini, Dishub DKI Jakarta telah meluncurkan beberapa program untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, seperti pemberlakuan ganjil-genap, peningkatan transportasi massal, dan peningkatan sarana parkir. Diharapkan dengan penerapan teknologi AI ini, langkah-langkah tersebut dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
"Pemakaian tehnologi AI cuma menolong menganalisis dan berikan referensi jalan keluar penataan jalan raya disekitaran jalan itu, bukan kurangi kemacetan jalan raya," kata Nirwono ke reporter, Rabu (10/5/2023).
Nirwono menerangkan pemicu kemacetan di Ibu Kota karena factor pemakai kendaraan individu. Sebagai jalan keluarnya, perlu tingkatkan pemakai transportasi public disertai pengurangan kendaraan individu.Pemicu kemacetan lalu lintas yaitu tingginya pemakaian kendaraan individu terutama motor yang bertambah tajam, hingga peraturan yang pas ialah bagaimana kurangi pemakaian kendaraan individu dan tingkatkan pemakaian/penumpang transportasi umum/transportasi public di hari kerja," katanya.
Untuk tingkatkan pemakai transportasi public, perlu dekatkan kendaraan umum ke masyarakat. Hingga pemakai transportasi public dimanja.
Beragam taktik peraturan perlu dilaksanakan dimulai dari pengaturan ruangan kota bagaimana pendekatan transportasi public dengan pemukiman masyarakat, mobilisasi harian masyarakat bisa dilaksanakan di lingkungan sekelilingnya, memakai transportasi public untuk melancong (karena itu peningkatan transportasi public harus diutamakan oleh dishub)," paparnya.
Sudah diketahui, Dishub DKI Jakarta mengawali implementasi tehnologi artificial intelligence untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota. Salah satunya lokasi yang dipasang tehnologi AI ialah Simpang Buaran, Jaktim.
"Misalnya yang telah dilaksanakan itu di Simpang Buaran, Jakarta Timur, dan ada banyak titik yang lain," kata Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (10/5).
Implementasi tehnologi AI awalnya diusulkan dilaksanakan pada sebuah koridor perjalanan, yang terbagi dalam 8 simpang dan 5 batas jalan. Tetapi sayang, Google memandang implementasi AI pada sebuah koridor kurang efisien, hingga implementasi tehnologi itu akan dilaksanakan terpisahkan di setiap simpang.
"Awalnya kami usulkan di satu koridor, yakni mulai di Jalan Imam Bonjol, selanjutnya di Jalan Diponegoro, Proklamasi, Pramuka, s/d ke Pemuda," terangnya.
Post a Comment